Cara Mengetahui Jenis Ukuran dan Kode Bearing – Bearing (bantalan) atau di Indonesia sering juga disebut dengan istilah laher adalah sebuah komponen mekanika/mesin yang memiliki fungsi untuk membatasi gerak relatif antara dua atau lebih komponen supaya selalu bergerak pada arah yang diinginkan.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bearing mempunyai peran sangat penting dalam permesinan karena untuk menumpu sebuah poros/shaft supaya dapat tetap berputar tanpa mengalami gesekan. Untuk dapat bekerja dan menjalankan fungsinya dengan baik, bearing terbuat dari material yang kuat dan biasanya berbentuk bulat.
Untuk jenisnya sendiri, terdapat banyak jenis serta tipe bearing yang dipasang atau dipergunakan untuk berbagai keperluan, seperti motor, mobil, dinamo motor, baling-baling, mesin perkakas dan lain sebagainya. Terkait dengan jenis-jenis bearing bisa dilihat pada artikel sebelumnya dari Spbukita dengan judul JENIS JENIS BEARING.
Sesuai judul artikel dan sekaligus menjawab pertanyaan diatas, dikesempatan kali ini Spbukita akan memberikan informasi untuk Anda seputar hal tersebut, yakni cara mengetahui jenis ukuran dan kode bearing.
Cara Mengetahui Jenis Ukuran dan Kode Bearing
Dalam pekerjaan penggantian sebuah bearing terkadang sedikit merasa kebingungan untuk menentukan jenis bearing apa yang akan digunakan. Maka dari itu untuk mengatasinya dan mempermudah dalam pemilihan bearing, setiap bearing dibuatkan standar ukuran bearing melalui kode tertentu.
Jenis ukuran dan kode bearing untuk setiap bearing berbeda, dimana ukuran dan kode merupakan kombinasi angka dan huruf, misalnya yaitu yang terdapat pada bearing SKF dengan kode 6201 RS/C3 MT47.
Kode kode bearing tersebut tidaklah sembarang tulis, karena telah ditentukan melalui standar ISO dan tiap-tiap angka dan hurufnya memiliki arti. Berikut ini adalah contoh kode bearing dan penjelasan cara mengetahui jenis ukuran dan kode bearing tersebut :
Kode Bearing : 6203 ZZC3
- Angka Pertama (6) merupakan kode yang menyatakan tantang jenis bearing
- Angka Kedua (2) merupakan kode yang menyatakan seri bearing atau dimensi bearing (diameter, tebal, tinggi)
- 2digit angka berikutnya, yaitu ketiga dan keempat (03) merupakan kode yang menyatakan diameter bearing
- Huruf ZZ merupakan kode yang menyatakan jenis penutup bearing
- Kode C3 merupakan kode yang menjelaskan kerenggangan antar pelor dan dinding bagian dalam.
1. Cara Mengetahui Jenis Bearing
Cara mengetahui jenis bearing yaitu melalui angka pertama dari kode bearing. Angka pertama pada kode bearing adalah kode yang menjelaskan tentang jenis bearing. Bearing yang kode pertamanya angka menggunakan satuan ukuran metric, sedangkan jika kode pertamanya memakai huruf berarti satuan ukuran yang dipakai adalah inchi. Berikut arti kode angka/huruf pertama pada kode bearing :
Jenis Bearing Dengan Satuan Ukuran Metric
KODE | JENIS BEARING |
---|---|
1 | Self Aligning Ball Bearing |
2 | Sphenical Roller Bearing |
3 | Double Row Angular Contact Ball Bearing |
4 | Double Row Ball Bearing |
5 | Thrust Ball Bearing |
6 | Single Row Deep Groove Ball Bearing |
7 | Single Row Angular Contact Bearing |
8 | Felt Seal |
32 | Tapered Roller Bearing |
Jenis Bearing Dengan Satuan Ukuran Inchi (Non Metric)
KODE | JENIS BEARING |
---|---|
N | Cylindrical Roller Bearing |
NN | Double Row Roller Bearing |
NA | Needle Roller Bearing |
NU | Cylindrical Roller Bearing, (separable inner ring, no thrust load capacity) |
R | Inch/Non Metric bearing |
BK | Needle Roller Bearing (closed end) |
HK | Needle Roller Bearing (opened end) |
C | CARB tiroidal roller bearing |
K | Needle roller dan cage thrust assembly |
QJ | Four point contact ball bearing |
2. Cara Mengetahui Kode Seri Bearing
Angka kedua dari kode bearing menyatakan seri dari bearing serta hubungan antara ukuran bore, diameter luar dan ketebalan bearing, berikut ini arti kode angkanya :
KODE | KETERANGAN |
---|---|
8 | Extra Thin Section |
9 | Very Thin Section |
0 | Extra Light |
1 | Extra Light Thrust |
2 | Light |
3 | Medium |
4 | Heavy |
3. Cara Mengetahui Ukuran Diameter Lubang Bearing (Bore Diameter)
Cara mengetahui ukuran diameter lubang atau bore diameter sebuah bearing berbeda-beda, hal itu karena menyesuaikan dengan tipe dan jenis bearing itu sendiri, berikut penjelasannya :
1. Bearing Dengan Ukuran Diameter Lubang < 10 mm
Bearing ukuran kecil, yakni kurang dari 10 mm, ukuran diameter lubang ditunjukan melalui satu angka terakhir pada nomor kode bearing tersebut.
Contoh :
- Bearing 622, ukuran diameter lubang bearing ditunjukan dengan angka 2 yang berarti 2 mm
- Bearing 634, ukuran diameter lubang bearing ditunjukan dengan angka 4, beratri 4 mm
2. Bearing Ukuran Diameter Lubang Lebih Dari 10 mm dan Kurang Dari 20 mm
Bearing dengan ukuran lebih dari 10 mm dan kurang dari 20 mm, mengetahui ukuran diameter lubangnya yaitu melalui dua digit angla terakhir kode bearing, seperti 00 berarti bore diameternya 10 mm, 01 bore diameternya 12 mm dan seterusnya.
Contoh :
- Bearing 6200 : Bore diameternya ditunjukan oleh angka 00 yang berarti 10 mm
- Bearing 63801 : Bore diameternya ditunjukan oleh angka 01 dan berarti 12 mm
- Baering NU 302 : Bore diameternya ditunjukan oleh angka 02 dan berarti 15 mm
- Bearing 7303 : Bore diameternya ditunjukan oleh angka 03 dan berarti 17 mm
3. Bearing Ukuran Diatas 20 mm dan Kurang Dari 480 mm
Mengetahui ukuran diameter lubang dari bearing berukuran diatas 20 mm dan kurang dari 480 mm yaitu dengan perhitungan dua angka terakhir nomor bearing dekalikan 5.
Contoh :
- Bearing 6304, diameter lubangnya yaitu 04 x 5 = 20 mm
- Bearing 62808, diameter lubangnya yaitu 08 x 5 = 40 mm
- Bearing 33028, diameter lubangnya yaitu 28 x 5 = 140 mm
- Bearing 23196, diameter lubangnya yaitu 96 x 5 = 480 mm
4. Bearing Ukuran Diatas 500 mm
Mengetahui ukuran diameter lubang untuk bearing berukuran diatas 500 mm cukup mudah karena sudah tertulis langsung pada kode bearing.
Contoh :
- Bearing 620/500 : Ukuran bore diameternya berarti 500 mm
- Bearing NU18/710 : Ukuran bore diameternya berarti 710 mm
- Bearing 241/850 : Ukuran bore diameternya berarti 850 mm
5. Bearing Dengan Ukuran Diameter Lubang Khusus
Contoh :
- Bearing 62/2,5 : Ukuran bore diameternya yakni 2,5 mm
- Bearing 628/5 : Ukuran bore diameternya yakni 5 mm
- Bearing 321/28 : Ukuran bore diameternya yakni 28 mm
4. Arti Kode Bearing
Selain untuk mengetahui jenis bearing dan ukuran diameter lubang, kode yang tertera pada bearing juga untuk mengetahui atau memiliki fungsi dan arti, berikut ini penjelasanya :
Kode Untuk Mengetahui Kontruksi Bearing (Internal)
KODE | KETERANGAN |
---|---|
A, B, C | Indikasi tampilan secara desain (tidak dinyatakan secara umum) |
E | Desain yang sudah disempurnakan |
E1 | Standar baru dari jenis Spherical Roller Bearing |
UA, U0, UL | Desain unuversal dari jenis Angular Contact Ball Bearing Single Row |
UA | Small Axial Clearance |
U0 | Clearance Free |
UL | Sight Preload |
Kode Untuk Mengetahui Tampilan Eksternal
KODE | KETERANGAN |
---|---|
K | Tapered Bore 1:12 |
K30 | Tapered Bore 1:30 (Bearing lebar) |
N | Slot bentuk cincin di bantalan luar |
R | Flange di bantalan luar |
S | Alur lubang dan pelumas di bantalan luar |
U | Support Washer untuk bantalan bola alur dalam axial |
X | Dimensi eksternal (disesuaikan dengan standar internasional) |
Kode Untuk Mengetahui Jenis Atau Material Sangkar (Cages)
KODE | KETERANGAN |
---|---|
F | Baja padat |
L | Besi padat |
M | Kuningan padat |
M1 | Kuningan padat |
T | Kain laminasi |
TV | Poliamida dan Fiber Glass |
J | Lembaran baja |
Y | Lembaran Kuningan |
Kode Untuk Mengetahui Jenis Atai Tipe Penutup
KODE | KETERANGAN |
---|---|
Z | Zinc (Single seal) |
2Z | Zinc (Double seal) |
RS | Rubber (Single seal) |
2RS | Rubber (Double seal) |
V | Single Non Contact Seal |
VV | Double Non Contact Seal |
DDU | Double Contact Seal |
NR | Snap Ring dan Groove |
M | Brass Cage |
Kode Untuk Mengetahui Kerenggangan Bagian Dalam (Internal Clearance)
KODE | KETERANGAN |
---|---|
CN | Kerenggangan Normal |
C1 | Lebih kecil dari C2 |
C2 | Lebih kecil dari CN |
C3 | Lebih besar dari CN |
C4 | Lebih besar dari C3 |
C5 | Lebih besar dari C4 |
Kode Untuk Mengetahui Ketahanan Panas
KODE | KETERANGAN |
---|---|
S0 | Ukuran stabil diatas 150 derajat celcius |
S1 | Ukuran stabil diatas 200 derajat celcius |
S2 | Ukuran stabil diatas 250 derajat celcius |
S3 | Ukuran stabil diatas 300 derajat celcius |
S4 | Ukuran stabil diatas 350 derajat celcius |
Akhir Kata
Demikian pembahasan mengenai cara mengetahui jenis ukuran dan kode bearing yang bisa Spbukita bagikan, semoga bisa bermanfaat dan juga membantu serta bisa menambah wawasan bagi para pembaca artikel ini.