Apa Itu Dioda – Buat anda pekerja tekhnisi elektronik, pasti tidak asing mendengar kata dioda. Apa itu dioda? komponen ini merupakan salah satu komponen yang sering di gunakan rangkaian elektronik.
Untuk itu keberadaan komponen tersebut memiliki peranan penting sebagai salah satu komponen elektronik. Salah satu komponen elektrinikal tersebut memiliki fungsi, tipe juga karakteristik berbeda-beda.
Dioda itu memiliki banyak jenis juga tipe, namun gampang kita jumpai adalah dioda bentuk silinder warna hitam. Selain itu dioda jenis ini memiliki gelang perak di salah satu sisinya.
Penggunaan dioda jenis tersebut memang sering di jumpai di rangkaian eletronikal, hal itu di besar kemungkinan karena cara penggunaannya sangat mudah serta sederhana. Berikut spbukita.id akan merangkum penjelasan Apa Itu Dioda?
Apa Itu Dioda
Dioda itu adalah salah satu komponen elektronik aktif, terbuat dari bahan semi konduktor, memiliki peran sebagai penghantar aliran listrik didalam satu arah, namun juga menghambat arus dari arah sebaliknya serta sering di gunakan sebagai penyeimbang arah didalam rangkaian elektronikal.
Elektronikal memiliki dua terminal yakni anoda ( positif) serta Katoda ( Negatif ) . Untuk itu kinerja dari anode berdasarkan teknologi pertemuan tegangan negatif serta juga tegangan positif.
Fungsi Dioda
Perannya didalam rangkaian elektronik, sangat penting. Untuk itu jika dioda mengalami mengalami gangguan atau mati, rangkaian elektronik tidak akan bekerja secara maksimal. Berikut adalah fungsi Dioda.
- Sebagai penyearah
- Sebagai Indiktor
- Menggandakan tegangan
- Sebagai sensor cahaya, biasanya menggunakan dioda photo
- Sebagai sensor panas, misalnya dalam amplifier
- Sebagai sekring atau pengaman
- Dalam rangkain clamper,untuk itu peran dioda memberikan tambahan pastikel DC untuk sinyal AC
- Menstabilkan tegangan voltage regulator
Karakteristik Dioda
Setelah penjelasan apa itu dioda, sifatnya memiliki 2 karakteristik berbeda, berikut penjelasannya.
1. Dioda di Bias Mundur
Apa arti dari di bias mundur? Saat terhubungnya anoda(+) dengan kutup negatif dan katoda( – ), untuk itu jumlah arus kemudian di alirkan rangkaian bias mundur akan lebih kecil. Lalu apa yang akan terjadi jikan hal tersebut terjadi? bias mundur komponen tersebut memiliki arus maju kemudian terhubung ke batere, batere tersebut mempunyai tegangan tidak terlalu besar, karena tidak mengalami peningkatan. Saat terjadi proses reserve, komponen ini tidak akan mampu menghantar arus listrik, hal itu di karenakan hambatannya terlalu besar. Komponen ini tidak di anjurkan memiliki aliran listrik berlebih.
2. Dioda di Bias Maju
Berikutnya karakteristik di bias maju, apa maksud karakteristik tersebut? artinya di bias maju guna memberikan tegangan luar ke terminal. Saat anoda ( + ) terhubung ke kutup negatif dan katoda ( – ) terhubung ke kutub negatif batere, maka akan terjadi bias maju atau istilahnya lain forward bias.
Simbol Dioda
Gambar di bawah merupakan bentuk sederhana dari dioda. Simbol + berarti aliran positif di namakan Anoda, kemudian simbol – artinya negatif di namakan ke katoda.
Konstruksi Dioda
Struktur utama terletak di kutup elektroda, keduanya terbuat dari bahan konduktor, masing-masing di hubungkan dengan semi konduktor silikon jenis N dan silikon jenis P. Anoda adalah elektroda yang di hubungkan ke silikon jenis p di mana ektron di dalamnya lebih sedkit, sedangkan katoda adalah elektron yang terhubung dengan silikon N, silikon N mengandung elektron lebih banyak. Kedua silikon tersebut di pertemukan guna membentuk perbatasan di sebut P – N junction.
Jenis Dioda
Beriku adalah beberapa jenisnya serta memiliki fungsi berbeda di setiap rangkaian elektronikal.
1. Dioda Normal
Tipe ini adalah jenis seringkali kita temui dalam elektronik, biasanya terletak dalam rangkaian pencatu daya atau biasa di sebut Power Supply juga terdapat di rangkain frekuensi radio. Jenis tersebut biasa di sebut normal dioda, karena merupakan jenisnya paling umum di gunakan, karena fungsinya sebagai penyearah di pencatu daya.
2. Bridge Diode
Berikutnya adalah Bride komponen tersebut samahalnya 4 dioda normal guna menyearahkan gelombang dalam power supply. Dengan menggunakan jenis ini anda tak perlu merangkai 4 buah dioda normal untuk menyearahkan tegangan AC ke tegangan arus Dc. Bride memilki 2 output positif dan output positif.
3. Zener Diode
Zender merupakan jenis dengan rancangan untuk beroprasi dalam rangkaian bias balik. Jenis tersebut memiliki karakteristik mampu melewatkan arus listrik dalam kondisi bias balik saat tegangan mencapai titik tegangan breakdown. Namun saat bias maju, Zender hanya dapat menghantar arus listrik seperti dioda normal. Zender sendiri memberikan aliran listrik cukup stabil, untuk itu zender banyak di gunakan sebagai pengatur serta pencatu daya.
4. Light Emitting
Berikutnya adalah Light Emitting, jenis ini dapat memancarkan cahaya monokromatik saat memperoleh tegangan maju. LEDnya memilki beberapa warna tergantung panjang gelombangnya dan juga jenis senyawa semikonduktor pada penggunaannya.
5. Photodiode
Berikutnya adalah Photodiode, jenis ini mampu merubah energi cahaya menjadi arus listrik. Photodiode sering di gunakan sebagai sensor guna mendeteksi cahaya, sebagai contoh cahaya di kamera, sensor penghitung kendaraan dan peralatan medis. Photodiode sediri di bagi menjadi 2 jenis yakni Photovoltaic dengan kemamampuan menghasilkan tegangan sel surya dan Photoconductive, jenis ini tidak mampu menghasilkan kelistrikan sendiri.
6. Laser Diode
Laser adalah salah satu jenis komponen elektrikal berkemampuan menghasilkan radiasi atau cahaya koheren yaang bisa di lihat oleh mata dan spektrum inframerah saat teraliri arus listrik. Jenis ini sering di gunakan pada perangkat audio video seperti DVD player, scanner dan alat ukur jarak.
7. Varactor
Jenis ini memiliki sifat kapasitas berubah-ubah sesuai aliran listrik yang di berikan. Varactor biasanya sering di gunakan untuk rangkaiannya berhubungan dengan frekuensi sepertihalnya osilator, tv tuner dan radio tuner.
8. Tunnel
Tunnel , jenis tersebut adalah salah satu jenis yang mampu beroprasi dalam kecepatan tinggi, dan mampu berfungsi baik dengan gelombang mikro. Tunnel biasanya di gunakan untuk rangkaian pendeteksi frekuensi juga konventer.
9. Schottky
Terakhir adalah Schottky, jenis tersebut merupakan jenis bertegangan maju yang lebih rendah secara umum. Dalam arus rendah, komponen elektrikal berikutini memiliki tegangan berkisar antara 0,15V hingga 0,4V, tegangan tersebut lebih rendah dari ukuran normal yang memerlukan 0,6V. Biasanya banyak di pakai untuk aplikasi rectifier, clamping serta aplikasi RF.
Prinsip Kerja Dioda
Prisip kerjanya adalah memaksimalkan arus bolak-balik listrik, dengan arus bolak-bolik, maka kinerja peralatan listrik akan maksimal. Dengan di pasangkan pada rangkaian elektronik, maka arus kelitrikan bolak-balik akan mengalir dalam satu arah saja.
Secara inti dengan jika di pasangkannya, maka arus AC akan berubah menjadi arus Dc. Agar komponen tersebut bekerja secara maksimal, maka pemasangannyapun harus benar juga tidak terbalik.
Cara Mengukur Dioda
Sebelum memansangnya ke rangkaian elektronikal, ada baiknya anda mengetahui apa kinerjanya akan maksimal. Untuk itu di perlukan pengukuran terhadap dioda menggunakan MULTIMETER.
1. Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog
Berikut langkah-langkah yang harus di perhatikan dalam mengukur dioda menggunakan Multimeter Analog
- Pastikan posisi saklar di posisi OHM (Ω) x1k atau x100
- Hubungkan jarum kabel merah ke terminal katoda
- Hubungkan jarum kabel witam ke terminal Anoda.
- Selanjutnya baca hasil pengukuran di Display Multimeter
- Sebagai ketentuan, jarum display multimeter harus bergerak ke arah kanan
- kembalikan probe warna merah ke terminal anoda serta probe warma hitam ke terminal Katoda
- Kemudian baca hasil pengukuran di display multimeter
- Jarum tidak boleh bergerak
- Jika jarum bergerak kemungkinan besar dalam keadaan rusak.
2. Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital
Berikut langkah-langkah yang harus di perhatikan dalam mengukur menggunakan Multimeter Digital.
- Pastikan Saklar dalam posisi OHM (Ω)
- Sambungkan probe warna hitam ke terminal Katoda
- Sambungkan probe warna merah ke terminal Anoda.
- Kemudian hasil pengukuran muncul di display multimeter
- Angka display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.64MOhm)
- Kembalikan probe warna hitam ke terminal Anoda serta probe warna merah ke katoda
- Kemudian baca hasil pengukuran di Display Multimeter
- Nilai Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga)
- Jika ada nilai tertentu maka kemungkinan besar rusak
Demikian penjelasan tentang apa itu dioda juga cara kerjanya, semoga apa rangkum di atas dapat menjadi salah satu informasi penting untuk anda.